Html java script

SANTRI Asal Madura Tak Percaya Mbah Moen Seorang Wali, Syekh Rajab Ucapkan Ini

 


Mbah Moen atau KH. Maimun Zubeir memiliki banyak santri dari seluruh penjuru Nusantara.

Salah satu diantara santri Mbah Moen adalah santri asal Madura yang mondok di Pesantren Al Anwar, pesantren yang diasuh Mbah Moen.

Santri Mbah Moen asal Madura ini menjadi salah satu santri yang memiliki tabiat yang sangat nakal.

Santri asal Madura ini pernah suatu hari bermaksud ingin menguji Mbah Moen yang diyakini oleh banyak kalangan adalah seorang wali Allah.

Santri asal Madura yang tidak percaya akan kewalian Mbah Moen, melakukan uji coba akan karomah wali yang dimiliki Mbah Moen.

Ia bergegas pergi ke dalam rumah Mbah Moen, kala itu ia memiliki keyakinan bahwa kalau Mbah Moen benar seorang wali Allah, maka Mbah Moen akan tahu apa isi hatinya.

Seakan menantang atau menjajal karomah wali yang dimiliki Mbah Moensantri asal Madura ini berkata didalam hatinya,

"Kalau Mbah Moen memang benar-benar Wali Allah, pasti dia temui saya di depan rumahnya" ucap santri asal Madura dalam hatinya.

Pada saat dia sudah berada di depan rumah Mbah Moen, namun ternyata tidak ada orang sama sekali kecuali hanya putra Mbah Moen saat itu di sana.

Di depan pintu rumah Mbah Moen ada sosok yang memantau sang santri sejak masih di mulut gang. Matanya dekat memandang santri Madura.

Pandangan tajam yang memandangnya membuat dia drastis gemetaran mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sungguh hati ini.

Hatinya menahan malu, sosok itu adalah Gus Kamil Maimun, Gus Kamil terus memandang sang santri asal Madura ini, hingga berada 1-2 meter di hadapannya.

Jantung sang santri asal Madura seakan berdegup kencang tak Alang kepalang. Namun sekali lagi, Mbah Moen tidak keluar untuk menemuinya.

Setelah testimoni tidak berhasil kesokan harinya ayah santri asal Sumenep Madura ini datang ke pondok pesantren Al Anwar Sarang.

Dan kedatangan ayahnya ini tanpa terduga sama sekali oleh sang santri, karenanya santri nakal ini mulai tak habis pikir kenapa ayahnya tahu-tahu datang ke Sarang.

"Ayo ikut aku sowan ke Mbah Maimun sekarang" ajak ayahnya mendengar ajakan itu.

Santri ini kaget apakah kedatangan ayahnya ini ada hubungannya dengan kecongkakan dan kesombongan dia yang menguji kewalian Mbah Moen.

Dan ternyata benar, Ketika sampai di ruang tamu Mbah Moen, Ayah santri ini langsung mendorong tubuh kurusnya hingga tersungkur ke dalam pelukan Mbah Moen.

Inilah pelukan pertamanya langsung dalam dekapan kiai tercinta, dia menangis dan terkata-kata. Mengucapkan permohonan maaf atas sikap nakalnya pada dua hari sebelumnya.

Ayahnya matur kepada Mbah Moen,

"Anak saya ini tidak berhenti nakal, Mbah tolong doakan anak saya ini" ucap ayah sang santri.

Santri asal Madura ini masih dalam pelukan Mbah Moen, namun berubah posisi kepalanya ada dalam pangkuan. Mbah Maimun bertanya,

"Sopo jenenganmu? kowe ngaji opo? kowe kelas piro saiki?" Tanya Mbah Moen.

Kemudian Mbah Moen mengangkat tangannya seraya mendoakan santrinya ini, dan semua tamu tamu yang ada di ruangan tersebut mengucapkan amin amin amin.

Sesudah berdoa Mbah Moen menyuruh santri nakal itu bangkit dari pangkuannya, kemudian menyuruhnya menghabiskan segelas kopi panas, panas sekali, "langsung habiskan!" kata Mbah Moen.

Ayah sang santri langsung pamitan dan langsung pulang ke Sumenep Madura sebelum menutup pintu mobil ayahnya berujar.

"Lihat minggu depan, kau akan tahu betapa beningnya hati Mbah Maimun dia waliyallah" santri akhirnya sadar kalau kelakuannya tempo hari memang benar-benar diketahui Gurunya.

Persis seperti perkataan ayahnya seminggu kemudian ada tamu agung dari kota damaskus Syekh Rajab namanya.

Kabarnya seorang mursyid thoriqoh kedatangannya disambut oleh marching ban Al Anwar dan forum halakoh di masalah Al Anwar.

Pada kesempatan itu Syekh Rajab pidato dalam bahasa Arab di hadapan para santri dan diterjemahkan oleh pengurus PCNU Damaskus kala itu tidak diketahui namanya kurang lebih begini isi pidatonya.

"Wahai santri sekalian, tahukah kalian aku melihat cahaya-cahaya bersinar sinar dari wajah Mbah Maimun Zubair.

Lihatlah dan perhatikanlah wajah Kiai kalian ini dari setiap lubang-lubang kulit tubuhnya lubang polri wajahnya.

Memancarkan cahaya maka sungguh tak salah bila Pesantren ini dinamakan Al Anwar (cahaya cahaya).

Aku bersaksi bahwa Mbah Moen ini Wali Allah, dia alim dalam kemuliaan keilmuannya dhahir dan alim dalam keilmuan batin.

Jika di Indonesia jumlah Wali songo ada 9 maka aku berpendapat bahwa kyai Maimun Zubair yang ke-10" ucap Syekh Rajab

Syekh Rajab menyampaikan pidato sambil berderai air mata semua santri dan hadirin menangis Mbah Moen juga menangis.

Dan santri asal Madura pun semakin yakin kalau Mbah Moen benar benar seorang wali Allah, dan dia pun ikut juga menangis pada saat itu.***



Belum ada Komentar untuk "SANTRI Asal Madura Tak Percaya Mbah Moen Seorang Wali, Syekh Rajab Ucapkan Ini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel