Html java script

Momen Mendebarkan Warga Kumandangkan Azan di Tengah Serbuan Abu Semeru

 


Lumajang, Sejak Minggu pagi warga di sejumlah dusun di Kecamatan Pronojiwo maupun Candipuro, Lumajang yang termasuk zona merah erupsi Gunung Semeru diimbau mengungsi. Mereka diminta mengungsi menuju ke titik aman yang telah disediakan warga.


Warga sejumlah dusun yang sangat dekat dengan aliran lahar dingin Semeru di Desa Sumpit Urang, Pronojiwo juga diminta mengungsi ke Balai Desa, SDN 4 Sumpit Urang, maupun salah satu SMP Negeri di Kecamatan Pronojiwo.

Sementara warga di sejumlah dusun rawan di Desa Sumber Wuluh, Candipuro diminta mengungsi ke sejumlah lokasi aman hingga di Balai Desa Penanggal, Candipuro. Hingga beberapa kali erupsi, Gunung Semeru akhirnya mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur mencapai lebih dari 10 kilometer sekitar pukul 10.00 WIB.

Apa yang dikhawatirkan oleh pemkab dan BPBD Lumajang pun terjadi. Hujan mengguyur kawasan lereng Semeru. Hujan diduga mengakibatkan jarak luncur awan panas Semeru semakin jauh hingga mencapai 13 kilometer serta menyebabkan terjadinya hujan abu vulkanik.

Sejumlah warga sempat menunggu situasi, apakah tepat pada hari 1 tahun tragedi Semeru 2021 gunung tertinggi di Jawa itu benar-benar akan mengamuk? Ternyata Semeru benar-benar mengamuk. Kepanikan terjadi. Warga berbondong-bondong mengungsi naik kendaraan masing-masing meninggalkan barang berharga dan ternak.

Warga dari dusun zona merah berkumpul di titik aman. Salah satunya di Balai Desa Penanggal. Hingga siang mereka hanya bisa pasrah menunggu sembari berdoa situasi akan kembali kondusif. Lalu kabar mulai menyebar, awan panas guguran telah menyentuh Jembatan Gladak Perak yang berada di Desa Sumber Wuluh.

Saat itu sekitar pukul 14.00 WIB, hujan abu vulkanik sampai juga ke Desa Penanggal. Padahal jaraknya dari Puncak Semeru, menurut warga setempat, mencapai 18 kilometer. Warga kembali panik. Perangkat desa meminta mereka meninggalkan Balai Desa Penanggal.

Di tengah hiruk pikuk warga melajukan kendaraan masing-masing, baik warga yang naik mobil maupun warga mayoritas yang naik sepeda motor, ada seorang pria melakukan hal yang tak wajar. Belum tiba waktu Salat Asar pria itu tiba-tiba merapatkan telapak tangan kanannya ke pipi lalu mulai mengumandangkan azan.

Sendi salah seorang warga Desa Penanggal mengakui bahwa dirinya turut panik akibat situasi itu. Abu vulkanik yang sangat pekat itu menakutkan, apalagi jarak desa itu dari puncak Semeru sebenarnya sudah cukup jauh.
"Ini hujan abu sudah sampai Penanggal. Warga panik. Soalnya dari puncak (Semeru) ke sini itu jauhnya 18 kilometer. Makanya warga mau turun ke bawah untuk berlindung," kata Sendi kepada detikJatim, Minggu (4/12/2022)

Warga tetap turun ke desa lainnya yang lebih jauh, yakni di Desa Tambah Rejo yang masih berada di Kecamatan Candipuro. Di tengah kepanikan tersebut warga seolah tak memedulikan azan yang dikumandangkan warga yang belum terkonfirmasi siapa namanya dan dari dusun mana ia berasal.

Tepat pada hari di mana 1 tahun tragedi Semeru hendak diperingati, Gunung Semeru kembali erupsi. Data PVMBG Badan Geologi menyebutkan, hingga pukul 19.00 WIB, Semeru meluncurkan guguran awan panas mencapai jarak 12 km dari puncak dan terus berlangsung.

"Teramati awan panas guguran dengan jarak 12 km dari puncak dan masih terus berlangsung," tulis PVMBG dalam keterangan tertulis yang didapat detikJatim, Minggu (4/12/2022).

Selain itu terjadi awan panas dan gempa letusan sebanyak 13 kali. Amplitudo awan panas juga terekam 40 mm dengan sebaran material erupsi berupa lontaran batuan pijar diperkirakan mencapai radius 8 KM dari puncak.

Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Jatim disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, terdapat sebanyak 2.219 warga pengungsi dampak erupsi Semeru kali ini.

Khofifah menambahkan bahwa para pengungsi itu tersebar di 12 titik lokasi pengungsian yang saat ini menjadi safety point bagi warga di sekitar kawasan Pronojiwo dan Supit Urang.

"Saat ini setidaknya ada dua belas titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 2.219 jiwa (sedang proses pendataan)," kata Khofifah.

Belum ada Komentar untuk "Momen Mendebarkan Warga Kumandangkan Azan di Tengah Serbuan Abu Semeru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel